KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberi segala kenikmatan, termasuk
terselesainya makalah kami yang berjudul “BAHASA INDONESIA SEBGAI BAHASA
PERADABAN DUNIA” adalah bagian dari nikmat Allah yang tiada ternilai.Sholawat
serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Nabi
akhir zaman yang telah membawa ajaran sempurna yakni agama islam.
Makalah
ini kami selesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
semester pertama.Dengan membaca dan
memahami isi makalah ini secara seksama diharapkan pembaca mampu memahami
maksud dan tujuan yang kami inginkan.
Selanjutnya
kami sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.Dan rasa terimakasih kami sampaikan kepada yang terhormat:
1. Ibu Salma
Tsunaiyah selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Kedua orang tua
yang telah mendukung kami
3. Serta teman-teman
yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Selanjutnya
kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.Karena kita
semua masih dalam tahap pembelajaran.sekian…
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap
orang islam ingin menjalankan ajaran-ajaran Allah yang trmaktub dalam
Al-Quran.Karena Al-Quran merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat islam.Dalam
Al-Quran terdapat hulm-hukum yang diperbarui dengan tujuan untuk meringankan
umatnya.Karena Allah tidak akan membebani umatnya diluar dari
kemampuannya.Firman Allah:
w ß#Ïk=s3ã ª!$# $²¡øÿtR wÎ) $ygyèóãr .....
Artinya:
”Allah tidak akan membebani seseorang kecuali dia mampu” (QS.Albaqarah: 286).
Disamping
itu Nasikh Mansukh perlu dipelajari karena didalam Al-Quran banyak hukum-hukum
yang saling bertentangan.Oleh karenanya
agar tidak salah dalam menerapkan hukum,maka ilmu tentang Nasakh Mansukh
penting untuk dipelajari.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian Nasikh Mansukh?
2. Apa
syarat-syarat Nasikh Mansukh?
3. Bagaimana cara
mengetahui Nasikh Mansukh?
4. Apa macam-macam
Nasikh Mansukh?
5. Apa jenis-jeis
Nasikh Mansukh?
6. Apa Hikmah dari
mempelajari Nasikh Mansukh
C. Tujuan
Pembahasan
1. Mengetahui
pengertian Nasikh Mansukh menurut bahasa dan istilah.
2. Mengetahui
syarat-syarat Nasikh Mansukh.
3. Memberikan
gambaran tentang cara mengetahui Nasikh Mansukh.
4. Mengetahui
macam-macam Nasikh Mansukh.
5. Mengetahui
jenis-jenis Nasikh Mansukh.
6. Mengambil
hikmah dari mempelajari Nasikh Mansukh.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Nasikh dan
Mansukh
1. Pengertian
Nasikh
Menurut
bahasa,nasikh adalah pengganti,penyalin,dan perubah.Menurut istilah,Nasikh
adalah hukum syarak yang menghapuskan dalil syarak yang terdahulu dan
menggantinya dengan ketentuan hukum baru yang dibawahnya.[1]
2. Pengertian
Mansukh
Menurut
bahasa,Mansukh adalah sesuatu yang diganti,disalin,dan diubah.Menurut
istilah,Mansukh adalah hukum syarak yang diganti dengan dalil syarak yang baru.[2]
Contoh: Mansukh:
An-Nisa’: 15
ÓÉL»©9$#ur úüÏ?ù't spt±Ås»xÿø9$# `ÏB öNà6ͬ!$|¡ÎpS (#rßÎhô±tFó$$sù £`Îgøn=tã Zpyèt/ör& öNà6ZÏiB ( bÎ*sù (#rßÍky Æèdqä3Å¡øBr'sù Îû ÏNqãç6ø9$# 4Ó®Lym £`ßg8©ùuqtFt ßNöqyJø9$# ÷rr& @yèøgs ª!$# £`çlm; WxÎ6y
Nasikh: An-Nur: 2
èpuÏR#¨9$# ÎT#¨9$#ur (#rà$Î#ô_$$sù ¨@ä. 7Ïnºur $yJåk÷]ÏiB sps($ÏB ;ot$ù#y_ (
B. Syarat
Nasikh dan Mansukh
1. Hukum yang
dinaskan harus berupa hukum syarak,bukan hukum akal atau hukum buatan manusia.
2. Dalil yang
menghapuskan dalil syara’ harus berupa dalil syara’.
3. Adanya dalil
baru yang menghapus itu harus setelah ada tenggang waktu dari dalil hukum yang
pertama.
4. Antara dua
dalil nasikh dan mansukh harus ada pertentangan yang nyata,yang benar-benar
tidak dapat diketemukan.
C. Cara
mengetahui Nasakh
1. Salah satu
dalil nasnya harus ada yang menentukan datangnya lebih belakangan dari yang lajn.
2. Harus ada
kesepakatan (ijmak) para iman tentang datangnya dalil.
3. Harus ada
riwayat shoheh dari salah seorang sahabat yang menentuksn msns yang lebih
dahulu dari kedua nash yang bertentangan tadi.
D. Jenis-jenis
Nasikh Mansukh
1. Nasakh Al-Quran
dengan Al-Quran
Contoh:Al-Anfal:65
dinash dengan Al_anfal 66
$pkr'¯»t ÓÉ<¨Z9$# ÇÚÌhym úüÏZÏB÷sßJø9$# n?tã ÉA$tFÉ)ø9$# 4 bÎ) `ä3t öNä3ZÏiB tbrçô³Ïã tbrçÉ9»|¹ (#qç7Î=øót Èû÷ütGs($ÏB 4 bÎ)ur `ä3t Nà6ZÏiB ×ps($ÏiB (#þqç7Î=øót $Zÿø9r& z`ÏiB úïÏ%©!$# (#rãxÿx. óOßg¯Rr'Î/ ×Pöqs% w cqßgs)øÿt
Dinasakh dengan :
z`»t«ø9$# y#¤ÿyz ª!$# öNä3Ytã zNÎ=tæur cr& öNä3Ïù $Zÿ÷è|Ê 4 bÎ*sù `ä3t Nà6ZÏiB ×ps($ÏiB ×otÎ/$|¹ (#qç7Î=øót Èû÷ütGs($ÏB 4 bÎ)ur `ä3t öNä3ZÏiB ×#ø9r& (#þqç7Î=øót Èû÷üxÿø9r& ÈbøÎ*Î/ «!$# 3 ª!$#ur yìtB tûïÎÉ9»¢Á9$#
2. Nasakh Al-Quran
dengan sunah
contoh:Al Baqoroh:180
dinash dengan hadist
|=ÏGä. öNä3øn=tæ #sÎ) u|Øym ãNä.ytnr& ßNöqyJø9$# bÎ) x8ts? #·öyz èp§Ï¹uqø9$# Ç`÷yÏ9ºuqù=Ï9 tûüÎ/tø%F{$#ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ ( $)ym n?tã tûüÉ)FßJø9$#
Dinasakh dengan hadits:
اَلاَلاَ وَصِيَّةَ
لِوَارِثٍ (رواه مسلم)
3. Nasakh sunah dengan
Al_Quran
contoh:Hadits dinash
dengan Al_Quran
ÉeAuqsù y7ygô_ur tôÜx© ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tysø9$# 4 ß]øymur $tB óOçFZä. (#q9uqsù öNä3ydqã_ãr ¼çntôÜx© 3
4. Nasakh sunah
dengan sunah
contoh:hadits
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَيْتُكُمْ عَنْ
زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا
E. Macam-macam
Nasikh Mansukh
1. Menasakh bacaan
ayat dan hukumnya, yaitu menghapuskan bacaan ayat dan hukum jsinya sehingga
bacaan ayatnya sudah tidak ada dan hukum ajarannya pun telah dihapus dan
diganti dengan ketentuan lain.
Contoh:
عن انس بن مالك رضى الله عنه قال: كنّ
نقرأ سورة تدل سورة التوبة مااحفظ منها الاّ هذه الأية "لو كان لابن ادم
واديان من ذهب لابتغي إليهما ثالثا ولون
له ثالثا لابتغي اليه رابعا ولا يملأ جوف ابن أدم الاالتراب الله على من تاب"
2. Menasakh
hukumnya tanpa menasakh bacaannya,maksudnya tulisan dan bacaan ayatnya masih
tetap ada dan masih boleh dibaca tetapi hukum ajarannya sudah dinaskh.
Contoh:
"فاينما
تولوا فئم وجه الله"
Dinasakh dengan:
4 ÉeAuqsù y7ygô_ur tôÜx© ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tysø9$# 4 ß]øymur $tB óOçFZä. (#q9uqsù öNä3ydqã_ãr ¼çntôÜx© 3
3. Menasakh bacaan
ayat tanpa menasakh hukum,yakni tulisan ayatnya udah di hapus tetapi hkum sinya
mzsih tetap berlaku dan harus di amalkan.
Contoh:
"الشيخ والشيخة اذا زنيا فارجمو هما
البتتة نكالا من الله والله عزيز حكيم" معناه المحصن والمحصنة
F. Hikmah Nasakh
a) Hikmah Nasakh
secara Umum
1. Untuk
menunjukkan bahwa syariat islam adalah syariat yang paling sempurna.
2. Selalu menjaga
kemaslahatan hamba agar kebuthan mereka terpelihara dalam semua keadaan dan
disepanjang zaman.
3. Untuk menjaga
agar perkembangan hukum islam selalu relevan dengan semua situasi dan kondisi
umat yang mengamalkan.
4. Untuk menguji orang
mukallaf
5. Untuk menambah
kebaikan dan pahala bagi hamba yang selalu setia mengamalkan hukum-hukum
perubahan walaupun dari yang mudah kepada yang sukar.
6. -Untuk memberi
keringanan bagi umat islam
b) Hikmah Nasakh
tanpa pengganti
Ø Untuk menjaga
kemaslahatan manusia
c) Hikmah Nasakh
dengan ganti yang seimbang
Ø Selain
menghapuskan ketentuan juga menentukan hukum baru sebagai pengganti.
d) Hikmah Nasakh
dengan pengganti yang lebih berat
Ø Untuk menambah
kebaikan dan pahala
e) Hikmah Nasakh
dengan pengganti yang lebih ringan
Ø Untuk memberi
dispensai kepada umatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Quran
dan Hadist merupakan sumber hukum dalam agama islam dan didalamnya banyak sekali
keterangan-keterangan yang mengatur tentang kehidupan manusia.Baik hubungan
manusia dengan manusia maupun dengan Tuhannya.Akan tetappi tidak jaramg kita
menemukan keterangan-keterangan yang saling bertentabgan dimana
keterangan/hukum yang satu memperbarui/mengganti hukum yang lain.Inilah yang
dinamakan Nasikh Mansukh.
Banyak
sekali hal-hal yamg berkaitan dengan Nasikh Mansukh.Cara mengatahui
Nasikh,jenis dan macamnyaseperti yang sudah dipaparkan dimuka,adapun hikmah
Nasikh Mansukh yaitu meringankan tugas manusia.
B. Saran
Didalam
mengkaji hukum-hukum yang ada dalam Al-Quran dan Hadist hendaknya perlu
mempelajari ilmu-ilmu tentang Nasikh Mansukh agar tidak terjadi kesalahan dalam
mempelajari hukum-hukum dari Allah SWT.Hal ini dikarenakan banyaknya
pembaharuan hukum itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Djalal,Abdul. Ulumul Qur’an. Surabaya : Dunia Ilmu. 1998.
Khahlil
Al-Qattan,manna.Studi Ilmu-ilmu Quran Litera
Antar nusa dan Pustaka Ilmiah.
Chirzin,Muhammad. Al_Quran & Ulumul Quran. Yogyakarta : PT. Dana Bakti Prima Yasa. 1998.
Muhammad bin ahmad,
Jalaluddin. dan jalaluddin Abdurrohman bin Abi Bakar Asy-Syuyuti. Tarsir
Al-Qur’anunul ‘Adhim. Darul Ihya’ Indonesia
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar
Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2
A.
Pengertian Nasikh dan
Mansukh ............................................. 2
B. Syarat
Nasikh dan Mansukh ................................................... 2
C. Cara
mengetahui Nasakh ......................................................... 3
D. Jenis-jenis
Nasikh Mansukh ..................................................... 3
E. Macam-macam
Nasikh Mansukh ............................................ 4
F. Hikmah
Nasakh ......................................................................... 5
BAB III PENUTUP .................................................................................... 6
A. Kesimpulan ................................................................................ 6
B. Saran ........................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
|
Posted by 16.24 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar